Keterampilan-Keterampilan Belajar

Keterampilan belajar merupakan keahlian yang didapatkan (acquired skills) oleh seorang individu melalui proses latihan yang berkesinambungan dan mencakup aspek optimalisasi cara-cara belajar baik dalam domain kognitif, afektif ataupun psikomotorik. Namun demikian komponen utama latihan keterampilan belajar dalam konsepsi learning how to learn difokuskan pada individu itu sendiri sebagai learner, sehingga setiap individu dilatih untuk mengembangkanaya dan karakteristik belajarnya sendiri dan bukan ‘dipaksa’ untuk mengikuti gaya belajar yang one size fits for all (satu cara yang sama untuk semua orang).

Secara umum keterampilan belajar menitikberatkan pada strategi pembelajaran untuk membantu peserta didik menjadi lebih baik dan lebih mandiri dalam belajar. Peserta didik akan belajar bagaimana mengembangkan dan menerapkan belajar, keterampilan manajemen pribadi, dan interpersonal dan keterampilan kerja sama tim untuk meningkatkan pembelajaran dan prestasi di sekolah. Program pembelajaran ini membantu siswa untuk membangun kepercayaan diri dan motivasi untuk mengejar peluang untuk sukses di sekolah menengah dan jenjang pendidikan selanjutnya.

Merujuk pada pengertian keterampilan belajar itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat keterampilan belajar meliputi empat unsur utama yaitu:

1. Transformasi persepsi belajar.

dalam berbagai hal guna meningkatkan keahlian belajar dalam basic skills (membaca, menulis dan mendengar) ataupun dalam menangani rasa takut dan kecemasan. Transformasi ini tidak hanya melatih kemampuan kognitif saja akan tetapi juga meliputi domain afektif dan psikomotorik dari setiap orang. Sehingga mampu menunjukkan pemahaman tentang keterampilan dan strategi belajar yang diperlukan untuk sukses di sekolah.

2. Keterampilan manajemen pribadi.

Kemampuan menerapkan pengetahuan keterampilan belajar dan kekuatan (potensi) belajar yang dimilikinya untuk mengembangkan strategi guna memaksimalkan dan meningkatkan pembelajaran sehingga dapat meraih kesuksesan belajar di sekolah menengah.

3. Interpersonal dan keterampilan kerjasama tim.

Kemampuan mengidentifikasi dan menjelaskan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam hubungan interpersonal dan kerjasama tim. Selain itu, juga menunjukkan kemampuan yang tepat untuk menerapkan keterampilan interpersonal dan kerjasama tim dalam berbagai lingkungan belajar.

4. Kesempatan Eksplorasi.

Mengembangkan portofolio dokumen yang terkait dengan penilaian diri,penelitian, dan ekplorasi karir yang diperlukan untuk merencanakan jalur untuk keberhasilan sekolah menengah.

Keempat unsur itu merupakan ciri keterampilan belajar yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran keterampilan belajar keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses internalisasi keterampilan belajar di dalam sikap belajarnya secara utuh dan sempurna sehingga dapat mengurangi kemungkinan kebuntuan dalam belajar (learning shutdown).

Tujuan pembelajaran keterampilan belajar adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

2. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar

3. Membentuk peserta didik yang mandiri dalam belajar

Demokrasi dan Hak Asasi Manusia

Ketika mendengar kata Demokrasi maka yang akan terlintas adalah Kebebasan rakyat untuk berkumpul, berserikat, berorganisasi dan mengemukakan pendapat. Ciri khas dari demokrasi ialah gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-weneng terhadap warga negaranya. Demokrasi dalam arti pembentukan pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat membutuhkan kondisi sosial ekonomi yang memadai agar demokrasi tidak terancam oleh kekuasaan uang dan politik, diperlukan tingkat pendidikan dan kesejahteraan rakyat yang memadai Dengan demikian aktualitas demokrasi di dalam suatu Negara sendiri adanya kedaulatan rakyat. Hal ini merupakan semangat dari terbentuknya suatu Negara yang menginginkan keadilan dan kemakmuran bagi rakyat. Negara tidak ada dengan sendirinya ataupun dipaksa pembentukannya oleh kekuatan dan kekuasaan, baik manusia maupun Tuhan.

Negara ada karena dibentuk oleh manusia dengan tujuan untuk melindungi dan memenuhi hak yang telah dimiliki manusia sebelum ada negara semata-mata karena statusnya sebagai manusia. Tujuan dari pengikatan diri dan pembentukan negara adalah agar hak rakyat dapat dilindungi dan dipenuhi. Untuk dapat menjalankan demokrasi sudah pasti harus ada jaminan kebebasan berkeyakinan, kebebasan berpendapat, dan kebebasan berserikat. Pilihan rakyat atas pemerintahan yang akan dibentuk tentu didasarkan pada keyakinan yang dimiliki. Pilihan hanya akan bermakna jika rakyat juga memiliki kebebasan keyakinan yang menentukan apa yang akan dipilih. Untuk dapat mengungkapkan keyakinan tersebut, dibutuhkan kebebasan berpendapat. Tanpa kebebasan berpendapat, rakyat tidak akan dapat menyampaikan kehendaknya, baik dalam bentuk hak pilih maupun penyampaian aspirasi yang harus dijalankan pemerintahan.

Rakyat sebagai individu membutuhkan organisasi yang memiliki kekuasaan untuk menjamin hak yang telah mereka miliki tidak dilanggar oleh orang lain dan untuk memenuhi hak yang tidak akan mungkin dipenuhi secara individual. dalam Demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) merupakan dua hal yang menjadi orientasi dan kerangka perubahan di era reformasi. Penataan kehidupan berbangsa dan bernegara diarahkan untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis serta untuk melindungi,memenuhi, dan memajukan HAM.  Hak asasi manusia itu sendiri adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia, secara kodrati, universal dan abadi, sebagai anugerah Tuhan YME . hak-hak itu meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hk mengembangkan diri, ak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan dan kesejahteraan. Hak-hak itu tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh siapapun. Dengan ini hak asasi manusia itu hak dasar yang melekat pada martabat manusia sebagai insane ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

 Hak asasi manusia itu  merupakan hak dasar pemberian tuhan, dan bukan pemberian pemerintah, maupun pemberian masyarakat, namun pemerintah memiliki kewajiban dalam memberikan perlindungan terhadap hak asasi tersebut melalui berbagai instrument peraturan perundang-undangan, sedangkan kewajiban sesame warga masyarakat adalah saling menghormati satu sama lain atas ahak asasi masing-masing. Demokrasi dan HAM sejatinya bukan merupakan isu baru.Hampir seluruh negara di dunia saat ini menyatakan diri sebagai negara demokratis dan menghormati. Bagi bangsa Indonesia, demokrasi telah menjadi pilihan sejak para pendiri bangsa mempersiapkan dasar-dasar Indonesia merdeka. . Perlindungan HAM adalah tujuan sekaligus prasyarat bagi berjalannya demokrasi. Sebaliknya, kegagalan perlindungan dan penghormatan HAM akan menjadi ancaman bagi demokrasi. Konsepsi HAM dan demokrasi dalam perkembangannya sangat terkait dengan konsepsi negara hukum. Dalam sebuah negara hukum, sesungguhnya yang memerintah adalah hukum, bukan manusia. Jelas bahwa Indonesia adalah Negara hukum (pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945). Dengan demikian HAM pula harus diatur degan hukum. Jadi hukum yang digunakan sebagai instrumen dalam penegakan HAM yang digunakan sebagai ukuran bagaimana demokrasi dilaksanakan.

Hak asasi manusia memiliki cakupan yang sangat luas dan meliputi segala aspek kehidupan manusia. Hak asai manusia meliputi hak asasi politik,ekonomi, sosial, kebudayaan dan sebagainya. Bahkan cakupan itu dari waktu ke waktu tampak semakin luas dan kompleks sejalan dengan semakin kompleksnya kehidupan manusia. Banyak hal yang dialami dalam kehidupan manusia yang sebelumnya tidak pernah terlihat dan dikaitkan dengan perspektif hak asasi manusia,sekarang mulai dikaitkan dengan hak asasi manusia.  Perihal perlindungan terhadap seseorang dari kekerasan dalam rumah tangga,  perlindungan seseorang dari praktek perdagangan manusia manusia atau human trafficking, perlindungan masyarakat dari pencemaran lingkungan, perlindungan konsumen atas produk-produk yang dikonsumsinya, semua itu sekarang mulai diperhatikan dengan sungguh-sungguh dari perspektif hak asasi manusia itu sendiri

Selain itu, prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat dapat menjamin peran serta masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, sehingga setiap peraturan perundang-undangan yang diterapkan dan ditegakkan benar-benar mencerminkan perasaan keadilan masyarakat. Sesuai dengan konsep HAM yakni penghormatan sebagai insane manusia, dalam suatu Negara warga Negara adalah individu manusia yang memiliki hak. Hak itu termasuk hak didengarkan suaranya melalui DPR. Jadi perasaan keadilan masyarakat didengarkan dan prinsip demokrasi menjembatani dan sebagai wadah untuk itu. Di negara kita saat ini sudah mulai muncul pertanyaan dan kritik terhadap demokrasi karena dipandang belum berhasil memberikan perlindungan dan pemenuhan HAM, terutama hak atas perlindungan hukum yang adil, hak atas pendidikan, kesehatan,dan kesejahteraan. Demokrasi tidak diikuti dengan penegakan hukum guna melindungi dan memenuhi HAM.

Kecurangan demokrasi dan ketidakadilan hukum membuat kepercayaan terhadap demokrasi semakin menipis.Padahal,begitu demokrasi ditinggalkan, semua hak yang dimiliki akan ditanggalkan oleh kekuasaan yang otoriter. Inilah tantangan kita bersama untuk mengawal demokrasi dengan mengedepankan perlindungan dan pemenuhan HAM

 

 

 

                                                                  Daftar Pustaka

Asshiddiqie, Jimly. 2005. Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi. Jakarta: Konstitusi Press

Segito. 2012. Pendidikan Pancasila. Semarang : Unnes Press

Sunarto.2012. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Semarang : Unnes Press

Pentingnya Pendidikan Pancasila

1.      Pancasila merupakan tujuan nasional NKRI

Tujuan nasional bangsa Indonesia secara jelas dan gamblang dalam pembukaan UUD 1945. Tujuan nasional tersebut adalah: (1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; (2)memajukan kesejahteraan umum; (3)mencerdaskan kehidupan bangsa; (4)melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

2.      Pancasila sebagai tujuan pendidikan nasional

Sesuai dengan pasal 3 UU No 20 tahun 2003 tentang sistem penddikan nasional menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

3.      Pancasila memupuk rasa nasionalisme

Untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,sikap serta perilaku yang cinta tanah air,bersendikan kebudayaan bangsa perlu pengembangan wawasan nusantara dan ketahanan nasional kepada para mahasiswa calon ilmuwan,warga Negara republik Indonesia yang mengkaji dan akan menguasai IPTEK menjadi tujuan utama pendidikan pancasila.

4.      Pancasila pembentuk kepribadian

Pendidikan pancasila sebagai salah satu komponen mata kuliah pengembangan   kepribadian (MPK) memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian mahasiswa di perguruan tinggi.Sebab, setelah menyelesaikan studi di perguruan tinggi, diharapkan pada mahasiswa tidak sekedar berkembang daya intelektualitas nya namun juga sikap dan perilakunya.

5.      Pancasila sebagai persatuan Indonesia

Pancasila memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.

6.      Pancasila menanamkan nilai-nilai kehidupan

Pancasila menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada mahasiswa sebagai sarana untuk membangun dan mengembangakan karakter serta daya juang mahasiswa.

7.      Pancasila sebagai pandangan hidup

Pancasila menjadi pedoman dan pegangan untuk menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada Pancasila dan untuk menemukan identitas diri.

8.      Pancasila sebagai pendorong

Pancasila memberikan kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong untuk menjalankan kehidupan dan mencapai tujuan.

9.      Pancasila sebagai nilai dasar

Pancasila sebagai nilai-nilai dasar bagi mahasiswa agar mahasiswa dapat  meletakkan nilai-nilai dasar secara bijak.

Gambaran Umum Psikologis Analitis Jung

 

Rekan kerja Freud, Carl Gustav Jung, mendobrak psikoanalisis ortodoks dan membangun teori kepribadian yang terpisah yang disebut dengan  Psiko analitis. Teori ini berasumsi bahwa femomena yang berhubungan dengan kekuatan gaib atau magisb bias dan memang pada kehidupan semua manusia. Jung percaya bahwa setiap diri kita termotivasi bukan hanya oleh pengalaman yang ditekan, melainkan nuga oleh pengalaman emosional tertentu yang dipengaruhi oleh para leluhur.Gambaran-gambaran yang diturunkan merupakan sesuatu yang disebut sebagai ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran kolektif meliputi elemen-elemen yang tidak pernah dialami seseorang secara individual, tetapi merupakan sesuatu yang diturunkan oleh leluhur kita.

Beberapa elemen dari ketidaksadaran kolektif menjadi sangat berkembang kemudian disebut sebagai arketipe-arketipe. Pengertian arketipe yang paling meluas adalah gagasan mengenai realisasi diri, yang hanya bias dicapai dengan adanya keseimbangan antara dorongan-dorongan kepribadian yang berlawanan. Kepribadian setiap orang meliputi introvert dan ekstrover, rasional dan irasional, laki-laki dan perempuan, kesadaran dan ketidaksadaran, sert didorong oleh kejadian-kejadian di masa lalu yang ditarik oleh harapan-harapan di masa depan.

Biografi Carl Jung      

Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswill, sebuah kota di Danau Constance, Swiss. Kakeknya dari pihak ayah, Carl Gustav Jung tua, adalah seorang fisikawan terkenal di Basel dan seorang yang dikenal baik di kota itu. Rumor yang berkembang di daerah itu mengatakan bahwa kakek Carl juga adalah anak tidak sah dari sastrawan jerman yang terkenal, Goethe. Walaupun ayah Jung tidak pernah mengakui rumor tersebut, kadang-kadang juga mempercayai bahwa ia adalah cicit dari Goethe (Ellenberger,1970).

Orang tua Jung mempunyai tiga orang anak. Seorang putra, lahir sebelum Carl, hanya bertahan hidup selama tiga hari dan seorang putrid yang usianya lebih muda Sembilan tahun dari Jung. Pada tahun-tahun awal kehidupannya, Jung merupakan anak satu-satunya.

Jung menggambarkan ayahnya sebagai seorang yang idealis sentimental dengan karagu-raguan mengenai keyakinan agamanya. Terhadap ibunya, Jung melihatnya sebagai orang yang mempunyai dua sisi. Sisi yang pertama, ibunya adalah orang yang realistis, praktis, dan berhati hangat, namun di sisi lainnya, ibunya tidak stabil, prrcaya padahal-hal mistis, spiritual,kuno, san keji. Jung, sebagai anak yang emosional dan sensitive, lebih mengidentifikasi ibunya pada sisi yang kedua, yang disebutnya dengan kepribadian nomor dua, atau kepribadian malam.

Ketika Jung berusia 16-19 tahun, teori kepribadian yang dikemukakannya mengenai kepribadian No.1 tampil lebih dominan dan secara bertahap “menekankan dunia perasaan intuitif”. Ia mampu berkonsentrasi terhadap sekolahdan kariernya karena setiap hari didukung oleh kesadaran  akan keberhasilan kepribadiannya. Pada teori  ini Jung mengenai sikap, teori kepribadian No.1 adalah orang dengan kepribadian ekstrover dan bias menerima dunainya secara objektif, sedangkan No.2 adalah orang yang intorver dan melihat dunianya secara subjektif. Meskipun demikian, selama masa sekolahnya, Jung berkepribadian inervor. Jung menjadi lebih ektrovet pada waktu menjadi professional dan mulai menemukan tujuan tanggung jawab hidupnya.

Setelah memperoleh gelar kedoktorannya dari Universitas Basel pada tahun 1990, Jung menjadi asisten psikiater Eugane Bleuer di Rumah Sakit Jiwa Burgholtzi di Zurich. Pada masa itu mungkin rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit tempat  magang bidang psikiatri yang paling bergengsi di dunia. Pada tahun 1902-1903, Jung belajar Selama enam bulan di Paris bersama Pierre Janet, yang merupakan penerus Charcot. Ketika ia kembali ke Swiss di tahun 1903, Jung menikahi Emma Rauschenbach, wanita muda dari keluarga Swiss yang terpandang. Dua tahun kemudian, Jung mulai mengajar di Universitas Zurich dan menerima pasien pada praktik kepribadiannya, sekaligus bertugas di rumah sakit.

Tingkatan Psike

Seperti Freud , Jung juga mendasarkan teori kepribadiannya pada asusmi bahwa pikiran mempunyai level kesadaran dan ketidaksadaran. Namun tidak seperti Freud, Jung sangat menekankan bahwa bagian yang paling penting dari labirin ketidaksadaran seseorang bukan berasal dari pengalaman personal, melainkan dari keberadaan manusia di masa lalu. Konsep ini yang disebut Jung sebagai ketidaksadaran kolektif. Poin penting dari teori Jung adalah ketidaksadaran personal.

 

Kesadaran

Menurut Jung, bayangan mengenai kesadaran (consius) merupakan hal yang dapat dirasakan oleh ego, sementara elemen ketidaksadaran tidak ada kaitannya dengan ego. Keyakinan Jung mengenai ego lebih ketat daripada pandangan Freud. Jung melihat ego sebagai pusat dari kesadaran, tetapi bukan merupakan inti (core) dari kesadaran itu sendiri. Ego bukan keseluruhan dari kepribadian dan harus dipenuhi dengan diri (self). Diri inilah yang merupakan pusat dari kepribadian yang kebanyakam diantaranya berupa ketidaksadaran. Pada orang yang sehat secara psikologis, ego merupakan aspek kedua dari ketidaksadaran diri. Jadi, kesadaran memainkan peranan yang relative kecil dalam psikologi analitis. Individu yang sehat adalah individu yang dapat berhubungan dengan dunia kesadarannya dan dapat mengalami ketidaksadaran diri kemudian mencapai individuasi.

Ketidaksadaran personal

Ketidaksadaran personal merangkum seluruh pengalaman yang terlupakan, ditekan, atau dipersepsikan secara sublimasi pada seseorang. Ketidaksadaran tersebut mengandung ingatan dan impuls masa silam, kejadian yang terlupakan, serta berbagai pengalaman yng disimpan dalam alam bawah sadar. Ketidaksadaran kita dibentuk oleh pengalaman individual. Dengan demikian, hal tersebut akan menjadi sangat unik bagi kita. Gambaran ketidaksadaran personal ada yag dapat diingat secara mudah atau sulit, namun ada juga beberapa bagian yang jauh dari jangkauan kesadaran manusia. Konsep Jung ini sedikit berbeda dengan pandangan Freud mengenai ketidaksadaran dan kombinasi bawah sadar.

Materi ketidaksadaran personal ini disebut dengan Kompleks. Sebuah kompleks merupakan akumulasi dari kumpulan gagasan yang diwarnai oleh parasaan. Kompleks secara umum dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang personal, namun kompleks dapat pula diturunkan dari pengalaman kolektif kemanusiaan seseorang.

Ketidaksadaran Kolektif

Berdasarkan konsep Jung isi fisik yang menyertai kesadaran kolektif diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya sebagai sebuah kondisi psikis yang potensial. Orang berada dalam suatu kondisi dan waktu yang dipengaruhi oleh pengalaman primordial primitif nenek moyangnya (Jung, 1937/1959). Dengan demikian, isi dari ketidaksadaran kolektif adalah kurang lebih sama pada seluruh budaya di dunia ini (Jung, 1934/1959).

Kesadaran kolektif aktif aktif mempengaruhi pikiran, emosi, dan tindakan seseorang serta bertanggung jawab terhadap kepercayaan terhadap agama, mitos, dan legenda. Hal tersebut memunculkan “impian besar”, yaitu mimpi yang memilliki arti di luar jangkauan impian seseorang dan dipenuhi dengan kepentingan manusia pada setiap waktu dan tempat (Jung, 1948/1960b).

Ketidaksadaran kolektif tidak merujuk pada ide yang diturunkan, tetapi lebih kepada kecenderungan kuat manusia untuk bereaksi dengan cara tertentu pada saat pengalaman mereka menstimulasikan kecenderungan turunan secara biologis. Manusia, seperti halnya hewan, datang ke dunia ini dengan sifat turunan yang telah ditentukan  sebelumnya untuk dapat bereaksi dan bereaksi dengan cara tertentu jika pengalamannya menyentuh sisi biologisnya. Jung mengatakan bahwa ketidaksadaran kolektif pria yang mengandung impresi-impresi biologis pada seorang wanita kemudian berperan ketika pria melihat wanita yang dicintainya.

Jung mengatakan bahwa manusia mempunyai kecenderungan yang diturunkan dan jumlahnya sama dengan situasi tipikal dalam kehidupan manusia. Pengulangan situasi tipikal yang jumlahnya tidak terhingga akan menjadikannya sebagai bagian dari konstitusi biologis manusia.

Arketipe

Arketipe (archetype) adalah bayangan-bayangan leluhur atau arkaik (archaic) yang dating dari ketidaksadaran kolektif. Kompleks merupakan komponen ketidaksadaran personal yang diindividuasi, sedangkan arketipe merupakan konsep yang umum dan muncul dari isi ketidaksadaran kolektif. Jung (1948/1960b) mendefinisikan insting sebagai ketidaksadaran impuls fisik pada tindakan, sedangkan arketipe adalah pasangan psikis dari sebuah insting. Arketipe dan insting dibentuk secara tidak sadar dan keduanya berperan dalam membentuk kepribadian.

Arketipe mempunyai dasar biologis, tetapi asalnya terbentuk melalui pengulangan pengalaman dari para leluhur manusia. Arketipe aktif muncul dalam beberapa bentuk, kebanyakan muncul dalam bentuk mimpi, fantasi, dan delusi. Mimpi merupakan sumber utama material arkeotipe. Mimpi menghasilkan dorongan yang tidak dikenal oleh orang yang memimpikannya melalui pengalaman personal. Jung percaya bahwa halusinasi pada pasien psikotik juga merupakan bukti dariarketipe universal (Bair, 2003).

Konsep Freud mengenai bawaan filogenetis berbeda dengan formulasi yang diajukan Jung. Freud lebih menekankan pada ketidaksadaran personal. Sedangkan Jung lebih menekankan pada ketidaksadaran kolektif dan menggunakan pengalaman personal untuk mengemas kepribadian secara utuh. Jung membedakan ketidaksadaran kolektif menjadi dorongan otonomi yang disebut arketipe, masing-masing dengan kehidupan dan kepribadiannya. Hal yang menjadi catatan penting dari konsep yang diajukan Jung adalah persona, bayangan, anima, animus, ibu agung (great mother), orang tua bijak (wise old man), pahlawan (hero), dan diri (self).

Persona

Sisi kepribadian yang ditunjukkan orang kepada dunia disebut persona. Jung percaya bahwa setiap manusia terlibat dalam peranan tertentu yang dituntut oleh sosial. Kita tidak boleh terlalu dekat dengan persona karena kita akan kehilangan inner self dan cenderung untuk memenuhi harapan sosial.  Kita dapat melupakan persona seseorang adalah dengan cara mengurangi tingkat kepentingan harapan sosial, tetapi untuk tidak menyadari individualitas terdalam seseorang adalah dengan menjadi beneka masyarakat (Jung, 1950/1959).

Bayangan

Bayangan (Shadow) merupakan arketipe dari kegelapan dan represi yang menampilkan kualitas-kualitas yang tidak kita akui keberadaannya serta berusaha disembunyikan dari diri kita sendiri dan orang lain. Bayangan mengandung kecenderungan keberatan moral sama dengan sejumlah kualitas konstruktif dan kreatif yang juga tidak ingin kita hadapi (Jung, 1951/1959a). Orang yang tidak pernah menyadari bayangannya, tidak mempunyai kekuasaan dan mengarah kepada kehidupan tragis dan secara terus-menerus berada dalam “peruntungan buruk”serta menuai kekalahan juga tidak mendapatkan dukungan untuk diri mereka sendiri (Jung, 1954/1959).

 

Anima

Anima berasal dari pengalaman seorang pria dengan wanita-ibu, kakak perempuan, dan kekasih-yang digabungkan untuk membentuk gambaran umum mengenai wanita. Anima dapat menjadi sumber kesalahpahaman dalam hubungan pria-wanita dan juga merupakan faktor yang berperan dalam psike pria tentang seorang wanita yang memikat secara mistis (Hayman, 2001; Hillman, 1985). Anima tidak selalu tampil dalam mimpi sebagai sosok wanita, tetapi bisa berupa perasaan atau mood (Jung, 1945/1953). Anima memengaruhi sisi perasaan pria dan merupakan penjelasan untuk perasaan-perasaan tertentu yang tidak masuk akal.

Animus

Arketipe maskulin pada wanita disebut animus. Bila anima mempresentasikan mood dan perasaan yang irrasional, maka animus merupakan symbol dari proses berpikir dan bernalar. Animus mampu memengaruhi proses berpikir seorang wanita, yang sebenarnya tidak dimiliki oleh seorang wanita. Jung percaya bahwa animus bertanggung jawab dalam proses berpikir dan berpendapat seorang wanita, sama dengan anima yang menghasilkan perasaan dan mood seorang pria. Animus merupakan penjelasan mengapa perempuan terkenal dengan proses berpikir yang irrasional dan pendapatnya yang tidak logis.

Great Mother

Ibu agung dan orang tua bijak adalah dua arketipe lain yang diturunkan dari anima dan animus. Setiap orang, baik pria maupun wanita memiliki great mother. Great mother menampilkan dua dorongan yang berlawanan. Pada satu sisi, dorongan untuk kesuburan dan pengasuhan serta di sisi lain, kekuatan untuk menghancurkan. Dimensi kesuburan dan pengasuhan dari sebuah arketipe great mother disimbolkan dengan pepohonan, kebun, kebun bunga, laut, surge, rumah, Negara, gereja, dan berbagai objek kosong seperti oven dan peralatan memasak. Great mother juga merupakan representasi dari kekuatan dan kehancuran, maka ia juga kerap disimbolkan sebagai Godmother, Tuhan Ibu (Mother of God), ibu alam (mother nature), ibu pertiwi (mother earth), ibu tiri,, atau penyihir.

Kesuburan dan kekuatan dikombinasikan untuk melahirkan sebuah konsep rebirth (kelahiran kembali). Rebirth dilambangkan dengan sebuah proses yang disebut reinkarnasi, baptis, kebangkitan, dan individuasi atau realisasi diri.

Wise Old Man

Orang tua yang bijak merupakan sebuah arkeotipe dari kebijaksanaan dan keberartian yang menyimbolkan pengetahuan manusia akan misteri kehidupan. Di dalam mimpi, arketipe wise old man muncul dalam bentuk ayah, kakek, guru, filsuf, pembimbing spiritual, dokter, atau pendeta.

Pahlawan

Arketipe pahlawan (hero) direpresentasikan dalam mitologi dan legenda sebagai seseorang yang sangat kuat, bahkan terkadang merupakan bagian dari Tuhan, yang memerangi kejahatan dalam bentuk naga, monster, atau iblis. Asal muasal pahlawan bermula dari masa awal sejarah manusia hingga timbul kesadaran. Ketika mengalahkan seorang karakter jahat, seorang pahlawan secara simbolis mengatasi masalah ketidaksadaran pramanusia. Pencapaian dari kesadaran merupakan satu dari sekian asal-usul pencapaian yang besar dan arketipe mengenai seorang pahlawan yang memenangi pertempuran merepresentasikan kemenangan dalam mengatasi kegelapan atau masalah (Jung, 1951, 1959b).

Diri

Jung mempercayai bahwa setiap orang memiliki kecenderungan, untuk bergerak menuju perubahan, kesempurnaan, dan kelengkapan, yang diwarisi. Ia menyebut disposisi bawaan ini sebagai diri (self). Sebuah arketipe yang paling komprehensif dibandingkan arketipe lainnya. Diri bersifat menarik arketipe jenis lain dan menyatukan kesemuanya dalam sebuah realisasi diri. Diri disimbolkan sebagai ide seseorang akan kesempurnaan, keutuhaan, dan kelengkapan.

Diri meliputi gambaran ketidaksadaran personal dan kolektif. Antara ketidaksadaran dan diri secara keseluruhan tampak sangat idealistis. Banyak orang dengan ketidaksadaran yang berlimpah  dan kekurangan kepribadian “soul sparck”, gagal menyadari kekayaan dan vitalitas dari ketidaksadaran personal dan terutama ketidaksadaran kolektif mereka. Di lain pihak, orang-orang dengan kesadaran yang terlalu tinggi kerap kali patologis, dengan satu sisi kepribadian (Jung, 1951/1959a).

Jung menemukan sebuah bukti adanya arketipe diri dalam symbol di mandala ynag muncul dalam mimpi dan fantasi orang-orang kontemporer yang tidak pernah menyadari keberdaan dan artinya. Jung (1951/1959) percaya bahwa pasien psikotik mengalami kenaikan jumlah motif mandala dalam mimpi-mimpinya pada waktu tertentu, yang mereka alami dalam kurun waktu gangguan kejiwaan.

            Ringkasnya, diri tersdiri atas kesadaran dan ketidaksadaran pikiraan., dan bahwa hal tersebut menyatukan elemen-elemen yang saling bertentangan dari psike kekuatan pria dan wanita, kebaikan dan kejahatan, serta gelap dan terang. Elemen-elemen yang saling bertentangan tersebut kerap kali direpresentasikan dengan sebuah symbol yin dan yang dimana diri diri disimbolkan dengan mandala. Motif ini berarti kesatuan, totalitas, dan keteraturan yang merujuk pada realisasi diri.

Fenomena Penggunaan Perangkat TIK dikalangan Siswa

            Di jaman modern seperti sekarang, maraknya perangkat-perangkat TIK yang sering digunakan oleh siswa yaitu seperti Komputer, laptop, handphone dan Komputer tablet, kamus elektronik, kamera digital, televisi, kalkulator. Dengan penggunaan berbagai perangkat elektronik bagi siswa tentunya memiliki sisi baik dan buruknya, bagaikan dua sisi mata uang yang memilik kelebihan dan kekurangannya masing-masing, disisi lain dengan adanya banyak perangkat TIK yang semaikin canggih saja teknologinya dapat membantu siswa dalam mendukung proses pembelajaran namun terkadang juga malah menjadi hal yang berpengaruh terhadap pribadi siswa, disini akan dibahas beberapa sisi baik dan buruk adanya penggunaan berbagai macam perangkat TIK yang sering digunakan oleh siswa
1. Komputer
yaitu alat berupa hardware dan software yang digunakan untuk membantu manusia dalam mengolah data menjadi informasi dan menyimpannya untuk ditampilkan dilain waktu. Informasi yang dihasilkan komputer dapat berupa Tulisan, gambar, suara, video dan animasi.
Dari pengertian diatas. Computer memiliki sisi baik atau manfaat bagi siswa yaitu bisa membantu siswa dalam mengerjakan tugasnya agar lebih mudah dan praktis lagi, kemudian sisi buruk dengan adanya penggunaan computer yaitu siswa terkadang menyalahgunakan manfaat dari computer tersebut misalnya digunakan untuk
2. Laptop
Yaitu peralatan yang fungsinya sama dengan komputer tetapi bentuknya praktis dapat di lipat dan dibawa-bawa karena menggunakan bantuan baterrai charger sehingga bisa digunakan tanpa menggunakan listrik. Manfaat bagi siswa yaitu mempermudah dan lebih praktis lagi dalam mengerjakan tugasnya di sekolah
. Tapi hal itu banyak yang ragu dan mengkritisi karena realita terkesan banyak siswa sekarang memanfaatkan laptop untuk main games dan menggunakan internet untuk chatting, mencari jodoh, situs porno dan kegiatan lain yg tidak ada hubungannya dengan pelajaran sekolah/pendidikan, hanya untuk menghabiskan jam kosong/istirahatnya di sekolah.
3. Handphone (smartphone)
Handphone adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line sehingga konvesional namun dapat dibawa keman-mana ( portable ) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel ( nirkabel, wireless ).
Sisi positiv
a. Mempermudah komunikasi.
Contohnya ketika siswa pulang dan minta dijemput oleh orang tuanya
b. Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi.
Karena bagaimanapun teknologi ini hari ini sudah merambah hingga kepelososk desa
c. Memperluas jaringan persahabatan.

Sisi negative
Terlepas dari itu semua, kita akan kesulitan untuk membendung dampak negative dari handphone, Khususnya di kalangan anak-anak atau pelajar. Beberapa dampak negative HP bagi pelajar adalah:
• Hilangnya konsentrasi belajar
Banyak pelajar yang lebih senang bermain hp pada saat pelajaran berlangsung.Baik untuk kirim sms, telepon, main game atau internetan. Akibatnya yang ada di kepala anak adalah hp bukan materi pelajaran.
• Interaksi social semakin kecil
Semakin canggih dan beragamnya fitur hp, membuat anak semakin lengket dengan hp. Seolah-olah hp dapat memberi kepuasan atas segala keinginannya. Pada akhirnya mereka tidak akan suka berinteraksi dengan manusia secara langsung, karena menganggap dengan hp dapat menyelesaiakan hamper semua permasalahan hidupnya.
• Pemborosan
Pemborosan biaya pulsa akan meningkat. Semakin sering menggunakan hp maka akan semakin banyak pulsa yang harus dipakai.

• Pemanfaatan waktu tidak efisien
Semakin sering pegang hp, akan semakin sedikit waktu yang dipakai untuk aktifitas yang bermakna, Karena setelah pegang hp akan lupa untuk mengerjakan pekerjaan yang lain.
• Kejahatan
Pelajar merupakan salah satu target utama dari pada penjahat. Apalagi HP merupakan perangkat yang mudah dijual, sehingga anak-anak yang punya hp bagus biasanya akan memancing penjahat untuk mengikutinya.
4. Kalkulator
Yaitu alat yang digunakan untuk memperoleh informasi hasil perhitungan angka.
Dengan penggunaan kalkulaor bagi siswa maka akan membantu siswa dalam hitung-hitungan angka yang jumlahnya banyak dan mungkin terkadang rumit, namun pada sisi lain dalam penggunaan kalkulator bagi siswa yaitu terkadang siswa menjadi malas untuk berpikir, ia lebih mengandalkan computer tanpa mengechek lagi kebenarannya
5. Kamus elektronik
yaitu perlatan elektronik yang digunakan untuk untuk menterjemahkan antar bahasa
penggunaan kamus dalam pembelajaran yaitu mempermudah siswa dalam mencari atau menemukan kata-kata asing yang ingin siswa cari, sehingga lebih praktis lagi ketimbang menggunakan kamus manual yang harus mencari satu demi satu kata-kata yang akan dicari, namun pada penggunaan kamus elekronik juga terdapat dampak negative yaitu terkadang siswa menyalahgunakannya dengan membawa kamus elektronik dalam ujian
6. Kamera digital
yaitu perlatan yang digunakan untuk menyimpan gambar atau video dengan menggunakan metode penyimpanan secara digital atau disk.
Penggunaan kamera digital pada siswa yaitu dapat membantu dalam mengabadikan suatu objek yang menunjang kegiatan pembelajaran namun sisi buruk adanya penggunaan kamera digital ini yaitu penyalahgunaanya untuk mengabadikan atau menggambil gambar yang tidak bermanfaat bagi siswa

7. Televisi
Yaitu peralatan teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi dalam bentuk gambar bergerak / video secara langsung
Manfaat atau sisi baik dengan adanya penggunaan Televisi ini dapat memperkaya pengetahuan dan informasi bagi siswa yang terjadi diluar sana sehingga siswa memeliki wawasan yang luas, namun disisi lain dengan adanya televise dimana tidak semua program itu baik bagi siswa, terkadang banyak program yang kurang baik bagi siswa.
Dengan media televisi wawasan dan ilmu pengetahuan seorang siswa dapat berkembang dengan pesat sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada. Banyak hal positif yang dapat diambil dari adanya media televisi ini yakni diantaranya seperti, informasi mengenai berita terkini guna menambah wawasan diri kita pribadi masing-masing, ilmu pengetahuan umum yang dapat ia gunakan untuk mengembangkan dirinya dimasa yang akan datang, Entertainment/ hiburan yang berfungsi untuk mengurangi rasa penat atau rasa bosan pada setiap siswa didalam masa remajanya atau dalam masa-masa belajarnya, dan lain sebagainya. Selain dari wawasan dan ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh siswa dari media televisi, keakraban antar keluarga akan tercipta sehingga membuat siswa merasa nyaman berada diantara keluarganya, karena keluarga juga merupakan salah satu faktor utama penentu keberhasilan diri seorang siswa.
Selain dampak positif, tentunya media televisi memiliki dampak negatif, diantaranya sebagai berikut : Malas adalah hal yang paling sering terjadi jika seorang siswa sudah terpengaruh oleh asyiknya menonton televisi sehingga dia melupakan tugas utamanya yakni belajar, dan hal ini merupakan hal yang sangat merugikan bagi siswa itu sendiri. Mengapa ?? Karena dengan bermalas-malasan dia tidak akan mendapatkan apa-apa dan apa yang ia cita-citakan dalam hidupnya, maka dari itu alangkah baiknya orang tua membatasi waktu menonton televisi dan menyaring tayangan yang sesuai dengan kebutuhan sang anak, selain malas pengaruh buruk televisi terhadap tingkah laku anak yakni mencontoh hal yang tidak seharusnya di contoh, misalkan anak usia dibawah lima tahun menonton tayangan televisi untuk orang dewasa, tentu hal ini sangat ”berbahaya” karena anak bisa dewasa sebelum dewasa, maksudnya adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa tidak seharusnya dicontoh oleh anak kecil, seperti Kekerasan, gaya hidup seperti berpenampilan, bergaul, dan gaya-gaya berbicara yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang baik, dan lain sebagainya. Hal ini juga memerlukan kontrol dari orang tua untuk tayangan yang sifatnya dewasa seperti itu. Jika hal negatif tersebut sudah terjadi maka selanjutnya dapat kita lihat kepribadian dari siswa itu sendiri akan berubah dan ”Kemungkinan” merugikan bagi semua pihak termasuk dirinya sendiri.

artikel pendidikan

ANALISIS ARTIKEL

Pendidikan Indonesia Terendah di Dunia

 

 

Indonesia sebagai Negara yang masih berkembang, tentunya banyak permasalahan yang masih belum bisa terselesaikan dengan baik, masalah yang terjadi juga cukup kompleks atau beragam mulai dari ekonomi,pendidikan dan masih banyak yang lainnya. Indonesia mengalami ketertinggalan dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Hasil itu diperoleh setelah kita membandingkan dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain.

Masalah yang sedang disorot adalah masalah pendidikan ndonesia yang sistemnya masih belum jelas, banyak dicanangkan program wajib belajar, program gratis sekolah namun apa pada kenyataanya hal itu masih belum juga bisa menyelesaikan atau mengatasi masalah pendidikan yang terjadi d Indonesia.

 

Pendidikan Indonesia terendah di dunia merupakan hal yang sangat tragis dan cukup sebagai tamparan bagi bangsa Indonesia, Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. banyak factor yang menyebabkan rendahnya pendidikan diindonesia  Tidak meratanya fasilitas pendidikan terutama di daerah yang tertinggal atau terbelakang, pemerintah kurang memperhatikan daerah-daerah tertinggal, seharusnya pemerintah lebih meperhatikan lagi dengan meratakan fasilitas pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia di segala penjuru nusantara Selama ini, banyak pendapat beranggapan bahwa pendidikan formal dinilai hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu jugalah yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Setiap orang mempunyai kelebihan dibidangnya masing-masing dan diharapkan dapat mengambil pendidikaan sesuai bakat dan minatnya bukan hanya untuk dianggap hebat oleh orang lain.

 

seringkali peserta didik Indonesia itu hanya memikirkan pencapaian standar pendidikan saja bukan bagaimana ilmu yang telah diperoleh itu bisa digunakan dengan baik, karena belajar merupakan sebuah proses, bukan saja hasil nilai saja yang menjadi patokan walapun itu juga penting  Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya. pengajaran merupakan titik penting pendidikan dan, tenaga pengajar memberikan andil sangat besar pada kualitas pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya. Bagaimana profesionalisme guru bisa lebih ditingkatkan lagi agar kualitas pendidikan pun bisa meningkat.